Perang Salib

Perang salib adalah sebuah istilah yang digunakan terhadap serangkaian perang atas dasar Agama yang direstui oleh Gereja Latin pada Abad Pertengahan untuk merebut Tanah Suci dari kekuasaan Islam. Istilah perang salib juga tidak lepas dari ciri khas pasukan Kristen menggunakan salib pada pakaian mereka sering juga disebut Crusader. Ada banyak persi yang mengartikan perang salib  tergantung dari sudut pandangnya:

  1. Sudut pandang Tradisonalis menyatakan arti perang salib adalah perang umat Kristen di tanah suci untuk menolong umat Kristen dan memerdekakan Yerusalem.
  2. Sudut pandang Pluraris mengartikan perang salib sebagai perang terbuka yang direstui oleh Paus
  3. Sudut pandang kaum generalis menyatakan arti perang salib adalah serangkaian perang suci yang berkaitan dengan Gereja Latin
  4. Sudut pandang kaum popularis mengartikan perang salib adalah sebuah perang yang terjadi karena alasan keagamaan. 
Belum ada istilah "Perang Salib"sejak terjadinya perang salib pertama. Istilah yang digunakan kala itu adalah "iter" (lawatan), atau "peregrinatio" (ziarah) ketika Paus Urbanus II Khotbah menyerukan pengerahan bala tentara ke Tanah Suci,. Istilah Perang salib mulai dikenal setelah kemunculan istilah dari bahasa Latin "crucesignatus" yang memiliki arti orang yang diberi tanda salib. Istilah perang salib baru populer pada abad ke 21.


Perang salib dilatar belakangi oleh beberapa peristiwa penting yang terjadi yaitu:

  1. Pertempuran Yarmuk tahun 635 yang terjadi antara Muslim Arab melawan Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium). Akibat kekalahan Kekaisaran Romawi Timur banyak rakyat Suriah, Mesopotamia dan Palestina yang memeluk agama Islam. Sejak saat itu terjadi hubungan yang kurang harmonis antara negara-negara arab dan Kristen Eropa.
  2. Tahun 1078 Yerusalem dikuasi oleh dikuasi oleh Bani Seljuk Turky merupakan kekuasaan Dinasti Islam di Turky. Kemudian muncul aturan-aturan yang sifatnya membatasi para peziarah Kristen Untuk berkunjung ke tanah suci. Hal ini kemudian memunculkan keinginan kalangan umat Kristen Eropa untuk memerdekaakan Yerusalem
  3. Dalam khotbah Paus Urbanus II pada tahun 1096 ia menyatakan  iter" (lawatan), atau "peregrinatio" (ziarah) ke tanah Suci menyerukan kepada Umat untuk memberikan bantuan militer kepada Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium) untuk menghadapi Bani Seljuk yang mulai menjajah Anatolia.
  4. Kekalahan Kekaisaran Romawi Timur dalam perang-perang besar seperti Pertempuran Yarmuk, dan Pertempuran Marzikert. Setelah Konstantinopel dan Marzikert jatuh ketangan Bani Seljuk  menyebabkan kekuatiran bahwa akan muncul ekspansi ke wilayah Eropa. Untuk itu Bizantium meminta bantuan militer kepada Paus Urbanus II.
  5. Stratifikasi sosial masyarakat eropa saat itu yang terbagi menjadi tiga tingkatan Kaum Gereja, Aristokrat dan Rakyat Jelata menimbulkan perbedaan kesejahteraan yang tinggi. Rakyat jelata saat itu menduduki tingkat sosial yang paling bawah dengan taraf hidup yang rendah. Setelah Khotbah Paus Urbanus II banyak rakyat yang tertarik untuk ikut dalam perang ke tanah suci dengan harapan meningkatnya taraf hidup dan mendapatkan pengampunan dosa.
  6. Keberadaan dari Bani Seljuk yang mulai mengancam kekuasaan Kristen Eropa membuat Paus Gergorius VII berkeinginan untuk menyatukan Geraja Yunani dan Gereja Latin dalam sebuah pemerintahan dengan tujuan merebut kembali gereja-gereja yang berhasil dikuasai oleh Bani Seljuk. 

Perang salib akhirnya tidak dapat dihindari yang terjadi sembilan kali. Dari tahun 1095 sampai dengan 1272. Berikut perang salib berdasarkan waktu terjadinya:
  1. Perang salib pertama tahun 1096 - 1099
  2. Perang salib kedua  tahun 1145 - 1149
  3. Perang salib ketiga tahun 1189 - 1192
  4. Perang salib keempat tahun 1202 - 1204
  5. Perang salib kelima tahun 1217 - 1221
  6. Perang salib keenam tahun 1228 - 1229
  7. Perang salib ketujuh tahun 1248 - 1254
  8. Perang salib kedelapan 1270
  9. Perang salib kesembilan 1271 -1272