Peran Tokoh Nasional dalam Memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia

Kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari peran tokoh nasional yang didukung oleh seluruh rakyat Indonesia. Tokoh-tokoh nasional dengan perjuangannya mereka kemudian disebut sebagai pahlawan nasional yang yang diperingati setiap 10 November. 10 November adalah tanggal terjadinya perjuangan rakyat Surabaya dipimpin oleh Bung Tomo Tahun 1945 menghadapai tentara Nederlandsch Indie Civil Administratie (NICA). 10 November ditetapkan sebagai hari pahlawan oleh Presiden Soekarno melalui Keputusan Presiden No. 361 Tahun 1959. Tokoh-tokoh nasional sebagai pahlawan bangsa Indonesia yaitu:
  1. Ir. Soekarno lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901 meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69 tahun. Soekarno aktif dalam kegiatan politik ada beberapa hal penting yang dilakukan soekarno bagi Indonesia: 1) Mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) serta anti terhadap penjajahan, 2) Memperkenalkan dasar Indonesia merdeka dengan sebutan Pancasila dalam rapat BPUPKI 1 Juni 1945, 3) Memproklamasikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia 17 Agustus 1945, 4) Sebagai Presiden Pertama Indonesia. 

  2. Moh. Hatta lahir dengan nama Mohammad Athar di Fort de Kock, Hindia Belanda, 12 Agustus 1902 meninggal di Jakarta 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun. Peran Mohammad Hatta bagi bangsa Indonesia: 1) Merumuskan Teks Proklamasi kemerdekaan Indonesia, 2) Mendampingi Soekarni meproklamasikam kemerdekaan Indonesia, 3) Menjadi wakil presiden pertama Indonesia, 4) Memperjuangkan Terlangsanakannya Konferensi Meja Bundar hingga pengakuat kedaulatan Indonesia oleh Belanda. 

  3. Sutomo (Bung Tomo) lahir di Surabaya, Jawa Timur, 3 Oktober 1920 – meninggal di Padang Arafah, Arab Saudi, 7 Oktober 1981 pada umur 61 tahun. Sutomo adalah seorang pemimpin perjuangan rakyat Surabaya melawan NICA yang mendukung Belanda menduduki Indonesia kembali. Perlawanan Rakyat Surabaya yang dipimpin Sutomo di kenal dengan Pertempuran Surabaya 10 November 1945.
  4. Sutan Syahrir lahir di Padang Panjang, Sumatra Barat, 5 Maret 1909 meninggal di Zurich, Swiss, 9 April 1966 pada umur 57 tahun. Peran Sutan Syahrir bagi Indonesia 1) Sebagai seorang Diplomat handal dalam beberapa pertemuan seperti Perudingan Hoge Vallue dan Perundingan Linggarjati, 2) Menjadi Wakil Indonesia dalam Konferensi Hubungan Asia di New Delhi 23 Maret-2 April 1947. 3) Menjadi Perwakilan Indonesia dalam Sidang Keamanan PBB membahas tentang agresi militer Belanda I. 
  5. Tan Malaka lahir di Nagari Pandam Gadang, Gunuang Omeh, Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, 2 Juni 1897 – meninggal di Desa Selopanggung, Kediri, Jawa Timur, 21 Februari 1949 pada umur 51 tahun. Peran Tan Malaka dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia: 1) Mendirikan Sekolah bagi rakyat Pribumi, 2) Menentang Perbudakan/buruh dengan upah murah untuk mewujudkannya Tan Malaka Bergabung dalam Partai Komunis namun pada akhirnya memutuskan hubungan dengan PKI. 
  6. Soedirman lahir di Purbalingga, 24 Januari 1916 – meninggal di Magelang, 29 Januari 1950 pada umur 34 tahun. Jendral Soedirman adalah pemimpin gerakan gerilia Indonesia melawan agresi Militer Belanda II dimana tokoh-tokoh penting Indonesia berhasil ditangkap belanda dan Ibu Kota Yogyakarta berhasil dikuasai Belanda. Berkat Perjuangannya Indonesia mampu membalikan keadaan dan memenangkan pertempuran. 
  7. Agus Salim lahir di Koto Gadang, Agam, Sumatra Barat, Hindia Belanda, 8 Oktober 1884 – meninggal di Jakarta, Indonesia, 4 November 1954 pada umur 70 tahun. Peran Agus Salim dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia diantaranya: 1) Perwakilan Indonesia dalam perundingan pendahuluan di Jakarta 23 Oktober 1945 membahas konflik Indonesia-Belanda. 2) Memperjuangkan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh negara-negara Arab seperti Mesir, Suriah, Lebanon, Yaman, dan Arab Saudi. 

  8. Mohammad Natsir lahir di Alahan Panjang, Lembah Gumanti, kabupaten Solok, Sumatra Barat, 17 Juli 1908 – meninggal di Jakarta, 6 Februari 1993 pada umur 84 tahun. Peran Mohammad Natsir Peran Mohammad Natsir bagi Kemerdekaan Indonesia memulihkan kutuhan bangsa Indonesia yang sebelumnya berbentuk serikat, 2) Memulihkan hubungan Indonesia-Malaysia. 

  9. Prof. Mr. Mohammad Yamin, S.H. (lahir di Talawi, Sawahlunto, Sumatra Barat, 24 Agustus 1903 – meninggal di Jakarta, 17 Oktober 1962 pada umur 59 tahun). Peran Moh. Yamin diantaranya: 1) Mengusulkan dasar negara 31 Mei 1945, 2) Menjadi Anggota aktif BPUPKI. 

  10. Ki Hadjar Dewantara lahir di Pakualaman, 2 Mei 1889 – meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun. Peran dari Ki Hadjar Dewantara dalam kemerdekaan Indonesia diantaranya: 1) Menjadi Jurnalis dan mengkritisi kebijakan Belanda bersama Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Dr. E.F.E. Douwes Dekker, ditangkap dan ditahan dalam penjara, 2) Mendirikan Perguruan Taman Siswa 3 Juli 1922, 

  11. Kiai Haji Mohammad Hasjim Asy'arie bagian belakangnya juga sering dieja Asy'ari atau Ashari (lahir di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, 14 Februari 1871 – meninggal di Jombang, Jawa Timur, 21 Juli 1947 pada umur 76 tahun; 24 Dzul Qo'dah 1287 H - 7 Ramadhan 1366 H; dimakamkan di Tebu Ireng, Jombang. Peran Kiai Haji Mohammad Hasjim Asy'arie bagi kemerdekaan Indonesia diantaranya: 1) Mendirikan Laskar Hizbullah Laskar Hizbullah (Tentara Allah) didirikan menjelang akhir pemerintahan Jepang 8 Desember 1944, 2) Kiai Hasyim para 17 September 1945 beliau mengeluarkan fatwa jihad yang berisikan ijtihad bahwa perjuangan membela tanah air sebagai suatu jihad fi sabilillah.

  12. Abdul Haris Nasution (lahir di Kotanopan, Sumatra Utara, 3 Desember 1918 – meninggal di Jakarta, 6 September 2000 pada umur 81 tahun. Abdul Haris Nasution adalah seorang Jendral angkatan Darat yang berhasil selamat dari Gerakan G 30/SPKI sehingga rencana PKI untuk melakukan Kudeta berhasil diketahui oleh Pemerintah dan melakukan tindakan perlawanan terhadap PKI dan memberantas PKI. 
  13. H. Adam Malik Batubara (lahir di Pematangsiantar, Sumatra Utara, 22 Juli 1917 – meninggal di Bandung, Jawa Barat, 5 September 1984 pada umur 67 tahun. Peran adam malik dalam kemerdekaan Indonesia : 1) Ikut sebagai pasukan gerilya bersama Sukarni, Chaerul Saleh, dan Wikana, ia pernah membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. 2) Sebagai Wakil Presiden Indonesia yang Ke- 3. 

  14. Raden Dewi Sartika lahir di Cicalengka, Bandung, 4 Desember 1884 – meninggal di Cineam, Tasikmalaya, 11 September 1947 pada umur 62 tahun. Perjuangan Raden Dewi Sartika yaitu mendirikan sekolah bagi Wanita dengan pengajaran diajarkan berhitung, membaca, menulis, menjahit, merenda, menyulam, dan pelajaran agama. 
  15. Cut Nyak Dhien (ejaan lama: Tjoet Nja' Dhien, Lampadang, Kerajaan Aceh, 1848 – Sumedang, Jawa Barat, 6 November 1908. Cut Nyak Dhien adalah seorang Istri Pejuang Aceh Teuku Umar mereka bersama-sama berjuang melawan  dan mengusir Belanda keluar dari Aceh. 

  16. Raden Adjeng Kartini (lahir di Jepara, Hindia Belanda, 21 April 1879 – meninggal di Rembang, Hindia Belanda, 17 September 1904 pada umur 25 tahun. Raden Ajeng Kartini adalah seorang Tokoh Emansipasi wanita di Indonesia memperjuangkan kesamaan hak kedudukan/derajat wanita dengan kaum laki-laki. 

  17. Pangeran Harya Dipanegara (atau biasa dikenal dengan nama Pangeran Diponegoro, lahir di Ngayogyakarta Hadiningrat, 11 November 1785 – meninggal di Makassar, Hindia Belanda, 8 Januari 1855 pada umur 69 tahun. Peran Pangeran Diponegoro dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah sebagai pemimpin dalam menghadapi Belanda. Perang Antara Diponegoro bersama pasukannya Melawan Belanda di Kenal dengan sebutan Perang Diponegoro 1825-1830.