Dinasti Syailendra
Dinasti Syailendra merupakan bagian dari kerajaan Mataram Kuno. Letak Dinasti Syailendra berada di Jawa Tengah bagian Selatan tepatnya daerah Bengalan dan Yogyakarta
Sumber Sejarah yang menerangkan tentang Dinasti Syalendra, diantaranya :
Dinasti Syailendra merupakan bagian dari kerajaan Mataram Kuno. Letak Dinasti Syailendra berada di Jawa Tengah bagian Selatan tepatnya daerah Bengalan dan Yogyakarta
![]() |
Letak wilayah Mataram Kuno |
- Prasasti Kalasan (778 M) menyebutkan Raja Dinasti Syailendra yang menunjuk Rakai Panangkaran mendirikan Bangunan Suci Bagi Dewa Tara dan Bihara bagi para Pendeta
- Prasasti kelurak (782 M) didaerah Prambanan menyebutkan arca Mansjuri sebagai perwujudan sang Budha, Wisnu, dan Sangha yang dapat disetarakan dengan Brahma, Wisnu, dan Siwa. Dalam prasati ini juga disebutkan Raja yang sedang memerintah yaitu Raja Indra
- Prasasti Ratu Boko (856 M) meyebutkan kekalahan Raja Balaputra Dewa melawan kakaknya Pramordhawardana
- Prasasti Nalanda (860 M) menyebutkan asal usul Balaputra Dewa sebagai putra Raja Samaratungga dan cucu dari Raja Indra
- Raja Bhanu (752-775 M)
- Raja Wisnu (775-782 M)
- Raja Indra (782-812) melakukan perluasan wilayah hingga ke Selat Malaka dan melakukan perkawinan Politik dengan mengawinkan Putranya Samaratungga dengan Putri Raja Sriwijaya.
- Raja Samarotungga (812-833 M) Pada masa pemerintahnnya dimulai pembangunan candi Borobudur
- Raja Balaputra Dewa (833-856 M) Diberi tahta oleh Kakak tirinya yang tidak sanggup memerintah yaitu Pramodhawardana
- Ratu Pramordhawardani (856 M) setelah menikah, suaminya Rakai Pikatan mendesak Pramodawardani untuk menarik tahtanya kembali sehingga terjadi perang Saudara dan dimenangkan oleh Rakai Pikatan. Balaputra dewa kemudian melarikan diri ke Sriwijaya dan diangkat menjadi Raja.
![]() |
Candi Borobudur |
Kehidupan Budaya Dinasti Syailendra menghasilkan bangunan Candi-candi yaitu candi Mendut, candi Pawon, candi Borobudur, candi Kalasan, candi Sari, dan candi Sewu. Taukah kamu bahwa kata Borobudur diperkirakan berasal dari kata Bhumi Sambhara yang berarti “bukit atau gunung” Buddhara yang berarti Raja jadi Borobudur adalah berarti Raja Gunung yang sama artinya denga Syailendra