Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) adalah dokumen bersejarah yang dikeluarkan Presiden Soekarno pada 11 Maret 1966, menandai transisi kekuasaan ke Orde Baru di bawah Soeharto. Dokumen ini menjadi titik balik pasca-G30S/PKI, memicu pembubaran PKI dan Supersemar Day setiap 11 Maret. Hingga 2025, misteri naskah asli dan peran tokoh seperti Soekardjo Wilardjito serta Ali Ebram masih memicu perdebatan, dengan pencarian "supersemar asli" dan "teks supersemar" melonjak.
Fakta Supersemar mencakup elemen dramatis yang membentuk sejarah Indonesia modern. Berikut lima fakta penting yang menjadi tonggak peristiwa ini.
1. Sejarah dan Latar Belakang Supersemar
Supersemar lahir dari krisis pasca-G30S/PKI 1965, di mana Presiden Soekarno menghadapi tekanan militer yang semakin kuat serta gelombang demonstrasi anti-komunis di seluruh negeri. Pada 11 Maret 1966, di tengah sidang pelantikan Kabinet Dwikora yang tegang di Istana Bogor, Soekarno menandatangani surat perintah tersebut di bawah pengawasan ketat Jenderal Basuki Rahmat—meski versi kontroversial menyebut adanya pemaksaan senjata oleh perwira militer seperti Basuki dan Amirmachmud. Dokumen itu kemudian diserahkan melalui Soekardjo Wilardjito, ajudan pribadinya, kepada Letjen Soeharto di Jakarta, memicu peristiwa Supersemar yang menjadi Hari Supersemar setiap 11 Maret sebagai peringatan transisi kekuasaan dari Orde Lama ke Orde Baru.
2. Isi dan Teks Supersemar Secara Lengkap
Isi Supersemar berfokus pada mandat kepada Letjen Soeharto sebagai Panglima Kopkamtib untuk "mengambil segala tindakan yang dianggap perlu" guna memulihkan keamanan dan ketertiban, termasuk menangani unsur G30S/PKI. Teks asli terdiri dari satu halaman, tapi versi resmi 1966 hanya menyebut "keamanan dan ketertiban" tanpa detail spesifik, yang kemudian digunakan untuk pembubaran PKI.
| Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) | 
3. Tujuan Supersemar: Mengatasi Konflik Internal
Tujuan utama Supersemar adalah menenangkan situasi politik pasca-G30S, mencegah perang saudara, dan membersihkan pengaruh komunis. Soekarno bermaksud memberi wewenang sementara kepada Soeharto untuk stabilisasi, tapi surat ini justru menjadi dasar Supersede kekuasaan, termasuk pembatasan peran Soekarno dan pembentukan Dewan Revolusi.
4. Misteri Supersemar Asli dan Versi Naskahnya
Supersemar asli hilang sejak 1966, dengan tiga versi utama: Versi Soeharto (resmi), versi Soekarno (yang katanya dibatasi), dan versi ketiga dari arsip militer. Kontroversi muncul karena Soekarno klaim suratnya dibajak, sementara Ali Ebram komandan Batalyon Cakrabirawa mengaku mengetik naskahnya di bawah tekanan, memicu spekulasi konspirasi.
5. Peran Tokoh Kunci: Soekardjo Wilardjito dan Ali Ebram
Soekardjo Wilardjito, ajudan Soekarno, menjadi saksi penandatanganan dan pengantar surat ke Soeharto, bersaksi bahwa Soekarno menandatangani di bawah tekanan militer sebelum meninggal 2013. Ali Ebram, perwira Cakrabirawa, mengklaim mengetik Supersemar di markas Kostrad, tapi klaimnya diragukan oleh intelijen karena kurang bukti, menambah lapisan misteri peristiwa.
Dampak 5 Fakta Penting Supersemar
Kelima fakta ini sejarah, isi, tujuan, misteri asli, dan peran tokoh membentuk Supersemar sebagai perjanjian krusial yang mengakhiri Orde Lama dan lahirkan Orde Baru. Mereka percepat stabilisasi politik, pembangunan ekonomi, tapi juga picu kontroversi hak asasi dan hilangnya dokumen asli. Hingga 2025, Supersemar tetap fondasi sejarah Indonesia yang kita renungkan setiap 11 Maret.
Post a Comment for "5 Fakta Penting Supersemar: Sejarah, Isi, Tujuan, dan Misteri Surat Perintah Sebelas Maret 1966"