Sejarah Pembentukan TNI: Fondasi Militer Indonesia Pasca-Proklamasi

Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Indonesia berhak mempertahankan kedaulatannya. Salah satu langkah penting pemerintah adalah membentuk badan kelengkapan negara, termasuk di bidang militer, yang kini dikenal sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI). Bagaimana TNI terbentuk, dan apa peranannya dalam menjaga kemerdekaan? Berikut ulasan lengkapnya.
Awal Mula Pembentukan Badan Militer
Pasca-proklamasi, pemerintah Indonesia melalui Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan sidang pada 22 Agustus 1945. Sidang ini memutuskan pembentukan tiga badan kelengkapan negara:
  • Komite Nasional Indonesia (KNI): Untuk mendukung pemerintahan nasional.
  • Partai Nasional Indonesia (PNI): Sebagai wadah politik nasional.
  • Badan Keamanan Rakyat (BKR): Untuk menjaga keamanan dan ketertiban.
Lambang TNI

Keputusan ini disahkan oleh Presiden Soekarno pada 23 Agustus 1945, menandai langkah awal pembentukan struktur militer Indonesia. Namun, pembentukan BKR menuai penolakan dari kalangan pemuda, yang menginginkan Tentara Nasional yang lebih kuat untuk menghadapi ancaman penjajah.
Kata kunci terkait: Sejarah TNI, BKR, PPKI, Kemerdekaan Indonesia, Soekarno.
Transformasi dari BKR ke TNI
Pembentukan TNI melalui proses yang panjang dan bertahap, ditandai dengan beberapa perubahan nama dan struktur:

  1. Badan Keamanan Rakyat (BKR) – 23 Agustus 1945
    BKR dibentuk sebagai organisasi awal untuk menjaga keamanan dalam negeri. Namun, pemuda menilai BKR kurang kuat untuk menghadapi ancaman Belanda, sehingga menuntut pembentukan tentara nasional. Presiden Soekarno awalnya menolak, khawatir memancing reaksi keras dari Belanda.
  2. Tentara Keamanan Rakyat (TKR) – 5 Oktober 1945
    Kedatangan pasukan Inggris bersama NICA (Belanda) pada 15 September 1945 dianggap ancaman besar. Untuk menanggapi situasi ini, pemerintah membentuk TKR pada 5 Oktober 1945. Presiden Soekarno mengangkat Supriyadi, pahlawan pemberontakan PETA melawan Jepang, sebagai Menteri Keamanan Rakyat dan Pemimpin Tertinggi TKR. Namun, Supriyadi tidak pernah muncul, sehingga jabatan ini kosong.
Supriyadi Pemimpin PETA
  1. Konferensi TKR dan Pelantikan Jenderal Soedirman
    Untuk mengisi kekosongan kepemimpinan, konferensi TKR diadakan di Yogyakarta pada 12 November 1945, dipimpin oleh Letnan Jenderal Oerip Sumohardjo. Konferensi ini memilih Kolonel Soedirman sebagai Pemimpin Tertinggi TKR, yang kemudian dilantik sebagai Panglima Besar TKR dengan pangkat Jenderal pada 18 Desember 1945.
  2. Tentara Keselamatan Rakyat – 8 Januari 1946
    Melalui Penetapan Pemerintah No. 2/SD Tahun 1946, TKR diubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat untuk memperluas fungsi militer dalam menjaga keamanan dan keselamatan rakyat. Perubahan ini resmi berlaku pada 8 Januari 1946.
  3. Tentara Republik Indonesia (TRI) – 17 Mei 1946
    Nama kembali diubah menjadi TRI melalui Penetapan Pemerintah No. 4/SD Tahun 1946, menegaskan peran militer sebagai penjaga kedaulatan negara.
  4. Tentara Nasional Indonesia (TNI) – 15 Mei 1947
    Kesalahpahaman antara TRI dan Laskar Pejuang Rakyat mendorong Presiden Soekarno menyatukan keduanya menjadi TNI pada 15 Mei 1947, dengan Jenderal Soedirman sebagai Panglima Tertinggi. Penyatuan ini memperkuat militer Indonesia untuk menghadapi agresi Belanda.
Fakta menarik: Jenderal Soedirman, meskipun sakit parah, memimpin perang gerilya dengan diusung tandu, menunjukkan dedikasi luar biasa untuk kemerdekaan.

Kata kunci terkait: Jenderal Soedirman, TKR, TRI, TNI, Laskar Pejuang.
Peran TNI dalam Perjuangan Kemerdekaan
TNI memainkan peran kunci dalam mempertahankan kemerdekaan, terutama melalui perang gerilya melawan Belanda. Salah satu momen bersejarah adalah Serangan Umum 1 Maret 1949, di mana TNI di bawah komando Letnan Kolonel Soeharto berhasil merebut Yogyakarta selama 6 jam, meningkatkan semangat rakyat dan tekanan internasional terhadap Belanda.

TNI juga menjadi simbol persatuan, menggabungkan laskar rakyat dan militer terlatih untuk melawan penjajah. Keberhasilan militer ini mendukung upaya diplomasi, seperti Konferensi Meja Bundar (1949), yang mengukuhkan kemerdekaan Indonesia.

Komando Pasukan Khusus Republik Indonesia
Warisan TNI untuk Indonesia
Proses panjang pembentukan TNI, dari BKR hingga menjadi kekuatan militer nasional, menunjukkan semangat juang rakyat Indonesia. Hingga kini, TNI tetap menjadi penjaga kedaulatan bangsa, menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hari berdirinya TNI pada 5 Oktober diperingati sebagai Hari TNI, mengenang jasa para pahlawan.

Sebagai warga Indonesia, kita wajib menjaga persatuan dan kesatuan untuk menghormati perjuangan TNI. Dengan motto “Bersama Rakyat TNI Kuat,” TNI terus menjadi pilar kokoh bangsa.
Ingin tahu lebih banyak? Pelajari kisah heroik lainnya, seperti Perang Gerilya atau Serangan Umum 1 Maret 1949.