Indonesia Masa Kolonialisme Portugis

Indonesia telah lama dikenal sebagai daerah yang memiliki kekayaan alam yang sangat berlimpah di dunia.

Masa Kolonialisme Portugis di Indonesia dimulai ketika Kekayaan alam Indonesia diketahui oleh bangsa eropa ketika Alfonso de Albuqurque seorang pelaut terkenal asal Portugis lahir di Alhandra tahun 1453 berdekatan dengan kota Lisbon, Portugal melakukan perjalanan Dari Sungai Tajo yang bermuara ke Samudra Atlantik mengarungi Samudra Atlantik dengan lama perjalanan hingga tiga bulan, melewati Tanjung Harapan di Afrika, menuju Selat Malaka. 
Alfonso de Albuqurque
Alfonso de Albuqurgue juga dikenal sebagai The Great, The Caesar of the East , Yang Agung Kaisar dari timur dan pernah dijadikan sebagai mars Portugis. Alfonso de Albuqurgue kemudian dikenal sebagai pembentuk pemerintahan kolonialisme Portugis di Asia.

Alfonso de Albuqurgue sampai didaerah asia melalui jalur rintisan Bartholomeus Diaz hingga tiba di Goa India dan mendirikan kantor dagang pertama di Asia. Pada tahun 1512 Afonso de Albuquerque mengutus Antonio Albreu dan Franscisco Serrao memimpin armadanya mencari jalan ke tempat asal rempah-rempah. Setelah melakukan perjalanan  melewati wilayah Indonesia seperti Madura, Bali, dan Lombok hingga akhirnya tiba di Maluku.
Franscisco Serrao
Portugis tiba di ternate pada tahun 1512 dibawah pimpinan Francisco Serrao. 

Alfonso de Albuqurgue kemudian menjalin hubungan dagang dengan kerajaan Sunda khusus komoditas Lada tahun 1522 baru tercapai kesepakatan sekaligus didirikannya prasasti Perjanjian Sunda - Portugis. Dengan kesepakatan itu Portugis akhirnya memiliki akses terhadap pelapuhan Sunda Kelapa sekaligus ijin pendirian Benteng dan menemukan cengkeh sebagai komoditas baru.

Pada 14 Februari 1546 Salah seorang misionaris terkenal asal Portugis Fransiskus Xaverius tiba di Ambon kemudian melanjutkan perjalanan ke Ternate  tiba ditahun 1547. Fransiskus Xaverius dikenal sebagai perintis masuknya agama nasrani di wilayah Indonesia melakukan kunjungan ke pulau-pulau di Kepulauan Maluku untuk melakukan penyebaran agama. 

Portugis yang semakin mencampuri urusan pemerintahan kesultanan dan Monopoli perdagangan yang dilakukan berlebihan akhirnya menimbulkan keretakan Persahabatan Portugis dan Ternate. Sultan Hairun yang tadinya bersahabat dengan Portugis akhirnya mengumumkan kepada rakyat ternate untuk mengusir Portugis di tahun 1533. Perang tidak dapat dihindari Sultan Hairun akhirnya terbunuh ditangan Portugis 1570 di benteng Duurstede. Sultan Baabullah akhirnya diangkat menjadi Sultan Ternate.
Benteng Duurstede Sumber Wikipedia
Perjuangan rakyat ternate mengusir Portugis dilanjutkan oleh Sultan Baabullah. Peperangan berlangsung selama 5 tahun (1570-1575) berhasil mengepung dan mengalahkan Portugis dibenteng Kastela. Benteng Kastela Kemudian diganti nama menjadi Benteng Gammalamma sekaligus dijadikan Istana Kesultanan. Portugis akhirnya harus meninggalkani Ternate dan terusir ke Tidore dan Ambon.

1580 Kerajaan Portugis akhirnya jatuh ketangan kerajaan Spanyol sehingga terjadi penyatuan Spanyol dan Portugis dikenal dengan Uni Iberia. Dengan kekuatan baru Portugis dan Spanyol akhirnya menyerang Ternate  yang berkualisi dengan Mindanao. Kualisi-Portugis Spanyol akhirnya mengalahkan Ternate-Mindanao, Sultan Said Barakati berhasil ditahan oleh Spanyol dan dibuang ke Manila.

Ternate yang selalu mengalami kesulitan melawan Spanyol-Portugis akhirnya meminta bantuan kepada Belanda.