P4: Eka Prasetya Pancakarsa

P4 adalah singkatan dari Pedoman Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila atau dalam bahasa sangsekerta yaitu Eka Prasetya Pancakarsa. P4 merupakan panduan tentang cara-cara menerapkan atau mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang merupakan Dasar Negara dan Falsafah Bangsa.

P4 Eka Prasetya Pancakarsa ditetapkan secara hukum dalam Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang  Pedoman Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila yang terdiri dari 36 butir. 36 Butir-butir Pancasila tersebut merupakan pedoman praktis dalam menerapkan pancasila didalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Tujuan dikeluarkannya P4 Eka Prasetya Pancakarsa adalahT pedoman penghayatan dan pengalaman pancasila ) pada masa orde baru adalah untuk membentuk pemahaman yang sama mengenai demokrasi Pancasila sehingga dengan pemahaman yang sama diharapkan persatuan dan kesatuan nasional akan terbentuk dan terpelihara.

Ketetapan MPR No.II/MPR/1978 tentang P4 Eka Prasetya Pancakarsa yang terdiri dari 36 butir Pedoman Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila dicabut dan diganti dengan Ketetapan MPR No.I/MPR/2003 sehingga P4 terdiri dari 45 butir Pedoman Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila. 45 Buti-butir Pancasila tersebut yaitu:
Bintang Lambang Pancasila Sila ke 1
Pancasila Sila ke 1: Ketuhanan Yang Maha Esa 

  1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa
  2. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa , menurut agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
  3. Mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama  dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa
  4. Membina kerukunan hidup diantara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
  5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
  6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
  7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

Rantai Lambang Pancasila Sila ke 2
Pancasila Sila ke 2: Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
  1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
  3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
  4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
  5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
  6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
  7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
  8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
  9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
  10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
Pohon Beringin Lambang Pancasila Sila ke 3
Pancasila Sila ke 3: Persatuan Indonesia
  1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
  2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
  3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
  4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
  5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
  6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
  7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Kepala Banteng Lambang Pancasila Sila ke 4
Pancasila Sila ke 4: Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan
  1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
  2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
  3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
  4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
  5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
  6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
  7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
  8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
  9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
  10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
Padi dan Kapas Lambang Pancasila Sila ke 5
Pancasila Sila ke 5: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
  1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
  2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
  3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
  4. Menghormati hak orang lain.
  5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
  6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
  7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
  8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
  9. Suka bekerja keras.
  10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
  11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Maksud atau Arti dari kata Tepa Selira Butir ke 4 pada sila Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah Manusia Indonesia harus memiliki sikap hidup dalam ucapan, perbuatan, dan tingkah laku yang mencerminkan sikap menghargai dan menghormati orang lain (Tenggang Rasa) dan dapat merasakan (menjaga) perasaan (beban pikiran) orang lain sehingga tidak menyinggung perasaan atau dapat meringankan beban orang lain (Tepa Selira).

Dari ke 46 Buti-butir P4 Eka Prasetya Pancakarsa yang merupakan pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila dapat disimpulkan bahwa negara menghendaki nilai-nilai dalam pancasila hidup dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang tercermin dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik dan budaya.