Peran Tri Koro Dharmo dalam Gerakan Organisasi Wanita dan Peleburannya dalam Organisasi Indonesia Muda


Tri Koro Dharmo didirikan pada tanggal 7 Maret 1915 oleh sekelompok mahasiswa yang terinspirasi oleh organisasi Budi Utomo. Budi Utomo dianggap sebagai organisasi elit bagi para mahasiswa, terutama mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen). Para pendiri Tri Koro Dharmo terdiri dari Dr. Satiman Wirjosandjojo sebagai Ketua, Wongsonegoro sebagai Wakil Ketua, Sutomo sebagai Sekretaris, serta anggota Muslich, Mosodo, dan Abdul Rahman.

Tri Koro Dharmo bertujuan untuk memperjuangkan nasib dan hak-hak mahasiswa, serta menyuarakan aspirasi kaum muda pada masa itu. Mereka ingin mengatasi ketidakadilan dan ketimpangan sosial yang terjadi di masyarakat kolonial Hindia Belanda. Organisasi ini aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan politik, sosial, dan ekonomi bagi bangsa Indonesia. Dalam perjalanannya, Tri Koro Dharmo mengalami perubahan dan perkembangan. Organisasi ini semakin berkembang dan menarik minat banyak mahasiswa untuk bergabung.

Mereka mengadakan berbagai kegiatan sosial, pendidikan, dan politik guna menggalang dukungan serta meningkatkan kesadaran nasionalisme di kalangan pemuda. Dengan demikian, Tri Koro Dharmo merupakan organisasi kepemudaan yang lahir dari inspirasi Budi Utomo dan memiliki peran penting dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia serta membangun kesadaran politik dan nasionalisme di kalangan pemuda pada masa kolonial Hindia Belanda.
Pengurus Tri Koro Dharmo/Jong Java

Tri Koro Dharmo, selain sebagai organisasi kepemudaan yang memperjuangkan nasib dan hak-hak mahasiswa, juga memiliki makna filosofis dalam namanya. "Tri Koro Dharmo" berarti tiga tujuan mulia, yaitu sakti, budi, dan bakti. Ketiga tujuan ini menjadi landasan nilai dan prinsip bagi organisasi tersebut.

Selain itu, Tri Koro Dharmo juga memiliki tiga asas organisasi yang menjadi panduan dalam kegiatan mereka:

  1. Menciptakan pertalian antara murid-murid bumi putera pada sekolah dan kursus perguruan kejuruan. Salah satu tujuan organisasi ini adalah untuk memperkuat hubungan dan ikatan antara anggota organisasi yang berasal dari berbagai sekolah dan kursus perguruan kejuruan. Dengan adanya pertalian ini, diharapkan terjadi saling dukung dan kerjasama di antara anggotanya dalam menjalankan kegiatan organisasi.

  2. Menambah pengetahuan umum terhadap setiap anggotanya. Salah satu fokus Tri Koro Dharmo adalah meningkatkan pengetahuan umum anggotanya. Mereka ingin memberikan pendidikan dan wawasan yang lebih luas kepada anggota agar mereka menjadi generasi muda yang terdidik dan terinformasi dengan baik. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan potensi mereka serta memberikan kontribusi yang lebih baik dalam masyarakat.

  3. Membangkitkan dan mempertajam bahasa dan budaya Indonesia. Tri Koro Dharmo juga memiliki peran penting dalam membangkitkan dan mempertajam penggunaan bahasa Indonesia serta memperkuat kesadaran akan budaya Indonesia. Dalam konteks kolonial Hindia Belanda, upaya ini diarahkan untuk memperkuat identitas nasional dan melawan dominasi budaya asing. Mereka ingin memastikan bahwa bahasa dan budaya Indonesia tetap hidup dan berkembang.

Dengan adanya asas-asas ini, Tri Koro Dharmo berupaya menciptakan ikatan yang kuat di antara anggotanya, meningkatkan pengetahuan umum, dan memperkukuh identitas nasional melalui pengembangan bahasa dan budaya Indonesia.

Tri Koro Dharmo, dalam anggaran dasar organisasinya, merumuskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai melalui pembentukan organisasi ini. Beberapa tujuan tersebut adalah:

  1. Menghidupkan persatuan dan kesatuan antara pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan Lombok. Salah satu tujuan utama Tri Koro Dharmo adalah memperkuat persatuan dan kesatuan di antara pemuda dari berbagai suku di wilayah Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan Lombok. Organisasi ini ingin mengatasi perbedaan suku dan membangun ikatan yang kuat di antara anggotanya, sehingga tercipta kesepahaman dan solidaritas dalam memperjuangkan tujuan bersama.

  2. Bekerjasama dengan seluruh organisasi pemuda untuk membentuk ke-Indonesia-an. Tri Koro Dharmo menyadari pentingnya kerjasama dengan organisasi pemuda lainnya untuk membangun kesatuan dalam rangka membentuk identitas ke-Indonesia-an. Melalui kolaborasi dengan organisasi pemuda lain, Tri Koro Dharmo ingin mencapai cita-cita nasional yang lebih besar dan memperjuangkan kemerdekaan serta pembangunan bangsa secara bersama-sama.

Dalam anggaran dasar ini, Tri Koro Dharmo membatasi keanggotaannya hanya untuk para pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan Lombok. Hal ini mengindikasikan bahwa organisasi ini fokus pada upaya memperkuat persatuan dan kesatuan di antara pemuda dari wilayah tersebut. Dengan batasan tersebut, Tri Koro Dharmo berupaya membangun solidaritas dan kebersamaan di antara anggota yang memiliki latar belakang suku yang berbeda, dengan tujuan yang sama dalam membentuk identitas nasional Indonesia.

Untuk mencapai tujuan organisasinya, Tri Koro Dharmo mengadakan berbagai kegiatan dan mendirikan lembaga-lembaga yang berperan dalam mencapai visi mereka. Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah:

  1. Pertemuan dan kursus: Tri Koro Dharmo menyelenggarakan pertemuan dan kursus sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran anggotanya. Pertemuan ini dapat menjadi wadah bagi anggota untuk berdiskusi, bertukar informasi, dan mengembangkan ide-ide baru dalam rangka memperjuangkan tujuan organisasi.

  2. Lembaga beasiswa: Tri Koro Dharmo mendirikan lembaga beasiswa yang memberikan bantuan pendidikan kepada anggota atau pemuda yang berprestasi namun kurang mampu secara finansial. Lembaga beasiswa ini bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas pendidikan bagi anggota organisasi dan mendorong pengembangan potensi mereka.

  3. Pertunjukan kesenian: Tri Koro Dharmo menyelenggarakan berbagai pertunjukan kesenian guna memperkuat kecintaan dan apresiasi terhadap budaya Indonesia. Pertunjukan ini dapat berupa tarian, drama, musik, dan berbagai bentuk seni lainnya. Melalui kegiatan ini, Tri Koro Dharmo ingin memperkuat identitas budaya bangsa dan mempromosikan warisan seni Indonesia.

Selain itu, Tri Koro Dharmo juga menerbitkan majalah bernama Tri Koro Dharmo. Majalah ini menjadi media komunikasi dan penyebaran informasi tentang kegiatan organisasi, pemikiran, dan perkembangan terkini dalam perjuangan nasional. Melalui majalah ini, Tri Koro Dharmo dapat menginspirasi dan memberikan pemahaman yang lebih luas kepada anggota dan masyarakat umum mengenai tujuan dan nilai-nilai yang diusung.

Pada tanggal 19 Juni 1918, Tri Koro Dharmo melaksanakan kongres pertama yang diadakan di kota Solo. Hasil dari kongres ini adalah keputusan untuk mengubah Tri Koro Dharmo menjadi Jong Java. Perubahan ini bertujuan untuk memperluas keanggotaan organisasi agar meliputi wilayah Jawa, Madura, dan Bali. Namun, keinginan untuk mempersatukan Jong Java dengan Jong Sumatera tidak dapat terwujud karena adanya perbedaan daerah operasi organisasi dan kendala logistik pada waktu itu

Dalam Kongres Tri Koro Dharmo II, yang diketahui banyak anggotanya berasal dari Jawa, beberapa hal penting tentang kehidupan masyarakat di daerah Jawa dibahas. Beberapa topik yang menjadi fokus pembahasan antara lain:

  1. Milisi untuk bangsa Indonesia: Kongres membahas pentingnya membentuk milisi atau kelompok pertahanan untuk memperkuat persatuan dan membela bangsa Indonesia dari ancaman kolonial. Milisi ini diharapkan dapat melindungi kepentingan nasional dan memperkuat semangat perjuangan kemerdekaan.

  2. Mengubah bahasa Jawa menjadi lebih demokratis: Kongres membahas pentingnya memperbarui bahasa Jawa agar lebih sesuai dengan semangat demokrasi. Hal ini bertujuan untuk menjadikan bahasa Jawa sebagai alat komunikasi yang inklusif dan dapat digunakan secara luas oleh seluruh masyarakat, tanpa membedakan status sosial atau latar belakang budaya.

  3. Perguruan tinggi: Kongres membahas pentingnya pendidikan tinggi dan peran perguruan tinggi dalam memajukan masyarakat Jawa. Diskusi difokuskan pada pengembangan pendidikan tinggi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan kemajuan bangsa, serta peran perguruan tinggi dalam menghasilkan pemimpin yang berkualitas.

  4. Kedudukan wanita Sunda: Kongres membahas masalah kedudukan wanita Sunda dalam masyarakat. Perdebatan ini mungkin berfokus pada isu kesetaraan gender, hak-hak wanita, dan peran wanita dalam pembangunan sosial dan politik.

  5. Sejarah tanah Sunda: Kongres membahas pentingnya mempelajari dan memahami sejarah tanah Sunda sebagai bagian dari identitas budaya dan nasional. Pengetahuan tentang sejarah dapat memperkuat rasa kebanggaan dan identitas lokal dalam konteks pergerakan rakyat.

  6. Arti pendirian nasional Jawa dalam pergerakan rakyat: Kongres membahas signifikansi pendirian nasional Jawa dalam pergerakan rakyat secara umum. Mungkin membahas pemikiran, kontribusi, dan peran Jawa dalam pergerakan nasional Indonesia.

Dalam kongres ini, Tri Koro Dharmo II menjadi forum penting untuk mendiskusikan berbagai isu yang relevan dengan kehidupan masyarakat di Jawa pada saat itu, dengan tujuan memperjuangkan kemerdekaan dan membangun kesadaran nasional.

Kongres Tri Koro Dharmo II memiliki peran penting dalam mendorong terbentuknya organisasi-organisasi wanita di Indonesia. Gerakan organisasi wanita di Indonesia dipelopori oleh R.A. Kartini dari Jepara, yang kemudian mendirikan Sekolah Kartini khusus untuk kaum wanita. Beberapa organisasi wanita yang berkembang pada masa itu antara lain:

  1. Putri Mardika: Organisasi Putri Mardika didirikan untuk memberdayakan perempuan Indonesia dalam bidang sosial, pendidikan, dan ekonomi. Organisasi ini berfokus pada upaya pembebasan dan pemberdayaan perempuan.

  2. Keutamaan Istri: Organisasi Keutamaan Istri berfokus pada pemberdayaan perempuan dalam peran sebagai istri dan ibu. Mereka mengedepankan nilai-nilai keutamaan perempuan dalam membangun keluarga yang harmonis dan memajukan masyarakat.

  3. Sopa Tresna disebut juga Aisah: Organisasi Sopa Tresna, yang juga dikenal dengan sebutan Aisah, berperan dalam meningkatkan kesadaran dan peran perempuan dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan nasional.

  4. Wanita Utomo: Organisasi Wanita Utomo didirikan untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan mempromosikan kesetaraan gender dalam berbagai bidang kehidupan.

  5. PIKAT (Percintaan Ibu Kepada Anak Keturunannya): Organisasi PIKAT bertujuan untuk memberikan dukungan, pendidikan, dan perlindungan bagi ibu-ibu dalam membesarkan anak-anak mereka secara baik.

Tri Koro Dharmo sendiri merupakan organisasi yang aktif dalam pelaksanaan Kongres Pemuda I dan Kongres Pemuda II. Semangat persatuan dan kesatuan yang dihayati oleh Tri Koro Dharmo mengarahkan mereka untuk melebur menjadi bagian dari organisasi Indonesia Muda pada tanggal 27 Desember 1929. Organisasi Indonesia Muda merupakan hasil penggabungan dari Tri Koro Dharmo/Jong Java dan Jong Sumatera yang secara resmi dibentuk pada tanggal 31 Desember 1931.