Kartosuwirjo dan Pemberontakan DI TII Jawa Barat - Yousosial

Kartosuwirjo dan Pemberontakan DI TII Jawa Barat

Pemimpin Gerakan Pemberontakan DI/TII Jawa Barat

Pemimpin gerakan pemberontakan DI/TII Jawa Barat yaitu Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo merupakan salah satu tokoh yang sangat kental dengan Ideologi agamanya, karena paham ideologi agama ini kemudian menimbulkan hasrat Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo untuk mendirikan Negara Islam Indonesia NII 7 Agustus 1949 atau lebih dikenal dengan sebutan Darul Islam Tentara Islam Indonesia DI/TII. Gerakan DI/TII Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo mendorong timbulnya DI/TII dibeberapa wilayah di Indonesia diantaranya:
  1. DI/TII Aceh dipimpin Daud Bureuh
  2. DI/TII Jawa Tengah dipimpin Amir Fatah
  3. DI/TII Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar Muzakar
  4. DI/TII Kalimantan Selatan dipimpin oleh Ibnu Hadjar
Riwayat Pendidikan Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo Pemimpin Gerakan Pemberontakan DI/TII Jawa Barat

Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo merupakan seorang yang terdidik berkat politik etis Belanda yang memberikan akses pendidikan bagi warga pribumi. Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo Kartosoewirjo pada umur 8 tahun masuk ke sekolah Inlandsche School der Tweede Klasse (ISTK) merupakan sekolah nomor dua bagi kalangan bumiputera. 

Karena kecerdasannya Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo Kartosoewirjo berhasil masuk Europeesche Lagere School (ELS). Lalu melanjutkan perguruan tinggi Kedokteran Nederlands Indische Artsen School.

Karir Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo Pemimpin Gerakan Pemberontakan DI/TII Jawa Barat

Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo Kartosoewirjo pernah bekerja sebagai jurnalis dan pemimpin Redaksi Koran Harian Fadjar Asia. Tulisannya bersifat radikal serta menentang para bangsawan jawa yang bekerja sama dengan Belanda, mengkirit pihak nasionalis, serta menyerukan kebangkitan kaum buruh.

Karier politik Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo Kartosoewirjo dimulai ketika ia bergabung dalam Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) merupakan kelanjutan dari Sarekat Islam SI sebagai Sekretaris Jendral.

Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo Kartosoewirjo memutuskan untuk keluar dari Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) lalu mendirikan Komite Pembela Kebenaran Partai Sarekat Islam Indonesia (KPKPSII).
Kartosuwirjo tokoh pendiri DI/TII

Latar Belakang Pemberontakan  DI TII Jawa Barat

Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo Kartosoewirjo merupakan seorang tokoh pemimpin pasukan Hisbullah dan Sabillah terdiri dari para kiai, pemuda Islam, dan santri, pada masa perjuangan kemerdekaan.

Ketika disetujuinya isi perjanjian Renville pada 17 Januari 1948 wilayah Indonesia semakin sempit karena dibatasi oleh garis demarkasi yang disebut garis van Mook. Akibatkan TNI harus meninggalkan Jawa Barat kembali ke Jawa Tengah. Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo Kartosoewirjo tidak menyetujui hasil perjanjian Renvile dan memutuskan untuk tetap bertahan di Jawa Barat bersama pasukan Hisbullah dan Sabillah.

Pemberontakan  DI TII Jawa Barat Dipimpin Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo Kartosoewirjo

Untuk mewujudkan hasratnya Kartosuwirjo membentuk gerakan Darul Islam (DI) serta membentuk pasukan yang disebut Tentara Islam Indonesia (TII). Setelah membentuk organisasi serta tentara akhirnya Kartosuwirjo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia pada 7 Agustus 1949. Setelah mendirikan Negara Islam Indonesia Kartosuwirjo akhirnya ditunjuk sebagai kepala Negara Islam Indonesia NII.

Arus balik pasukan TNI dari divisi Siliwangi yang melewati daerah kekuasaan Kartosuwirjo dianggap mengancam kelangsungan Negara Islam Indonesia (NII). Pasukan DI/TII dipimpin Kartosuwirjo kemudian menyerang pasukan TNI sehingga terjadi peperangan antara pasukan TNI melawan pasukan DI/TII. 

Operasi Militer Penumpasan DI/TII Jawa Barat 

Serangan pasukan DI/TII terhadap pasukan TNI dianggap sebagai pemberontakan terhadap negara Republik Indonesia. Kemudian pemerintahan Indonesia melakukan serangan balasan dengan operasi pagar betis 1960 untuk membersihkan DI/TII. 

Dalam operasi tersebut pasukan DI/TII Jawa Barat berhasil dilumpuhkan oleh pasukan TNI dibantu oleh masyarakat. Sedangkan Kartosuwirjo berhasil disudutkan dan ditanggap selanjutnya dijatuhi hukuman mati karena dianggap sebagai seorang tokoh pemberontak.